Jurnal yang Perlu Dipertimbangkan untuk Kenaikan Pangkat/Jabatan Dosen

Kami informasikan kepada para dosen pengusul/calon pengusul kenaikan pangkat/jabatan akademik dosen, terkait jurnal palsu yang tidak boleh dipergunakan dalam usulan serta informasi tentang questionable journal yang perlu diketahui dan diwaspadai.

A. Jurnal Palsu Berdasarkan Surat Direktur Diktendik
Pada tahun 2012, Direktur Diktendik mengeluarkan surat resmi tertuju pada tiga pengelola jurnal Nasional (JAM, Didaktika, dan Agritek. Surat-surat tersebut menginformasikan kepada pengelola bahwa jurnal tersebut tidak lagi dinilai untuk kenaikan pangkat/jabatan akademik dosen. File surat dan tampilan jurnal-jurnal tersebut dapat diunduh melalui halaman ‘Ketentuan PAK’ atau klik disini.

B. Jurnal Nasional tidak Terakreditasi dan Meragukan
Beberapa jurnal nasional tidak terakreditasi dan tergolong meragukan, antara lain:

  1. PERCIKAN, Ikatan Keluarga Besar Universitas Jambi (IKBUJ) – Bandung
  2. INOVASI, Jurnal Kajian Pendidikan, Jurnal Himpunan Mahasiswa dan Alumni Pasca Sarjana asal SUMUT
  3. Aktualita, Kantor KPN – Bung Kopertis Wilayah IX Sulawesi
  4. PROSPEK, Kantor Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah IX Sulawesi
  5. IQRA Journal Ilmiah LP2S UMI
  6. Jurnal Tadulako, Alamat : Jl. Sekeloa Gg. Loa II RT 01 RW 02 Bandung

File tampilan jurnal nasional yang tidak terakreditasi dan dinilai meragukan dapat diunduh melalui halaman ‘Ketentuan PAK’ atau klik disini.

C. Jurnal Internasional Palsu
File tampilan jurnal internasional palsu dapat diunduh melalui halaman ‘Ketentuan PAK’ atau klik disini. Beberapa diantara jurnal internasional palsu tersebut antara lain:

  1. International Journal of Business and Social Science (USA)
  2. Asian Social Science (Canada)

D. Questionable Journals
Karya ilmiah di jurnal internasional yang diusulkan dalam kenaikan jabatan akan di periksa apakah terindeks di laman Thomson ISI Knowledge atau di Scopus SJR Journal Ranking atau Microsoft academic search. Apabila ditemukan di salah satu laman tersebut maka akan memenuhi kriteria sebagai jurnal internasional. Bila karya ilmiah tidak ditemukan disalah satu laman tersebut maka akan di periksa di laman scholarlyoa.com/publishers/ dan scholarlyoa.com/individual-journals yang memberikan informasi tentang publisher dan jurnal-jurnal meragukan (questionable journal). Dilaman ini juga dijelaskan alasan mengapa suatu jurnal sebagai jurnal meragukan. Bila jurnal yang diusulkan tidak pernah ditemukan sebagai jurnal yang tidak patut dalam penilaian Tim PAK maka jurnal yang diragukan tetap dinilai tetapi karya ilmiahnya tidak dapat dijadikan pemenuhan syarat kenaikan jabatan ke Guru Besar atau kenaikan jabatan ke Lektor Kepala dalam masa mukim 1-3 tahun. Jika jurnal meragukan tersebut telah ditemukan oleh Tim PAK dan ada hal-hal yang tidak patut, contohnya ada karya ilmiah di suatu jurnal internasional dibuat dari suatu template karya ilmiah dan lupa di delete maka jurnal tersebut tidak dinilai.

Oleh karenanya, disarankan berhati hati untuk melakukan publikasi karya ilmiah dalam jurnal yang meragukan .

Laman fakejournals.wordpress.com menampilkan daftar jurnal yang di curigai palsu di bidang Computer Science dan sebaiknya berhati hati bila akan mempublikasikan karya ilmiah.

Daftar publisher yang terdapat di dalam laman ini merupakan contoh publisher yang diragukan. Oleh karenanya, sebaiknya dosen berhati hati jika akan publikasi artikel ilmiah di jurnal tersebut. Salah satu contoh daftar yang ada di dalam laman tersebut adalah Beall’s List of Predatory, Open-Access Publishers by Jeffrey Beall 2012 Edition yang selalu diupdate oleh beliau (klik judul untuk detail).

Beberapa contoh publisher yang diragukan:

  1. David Publishing Company
  2. IJENS
  3. Dove Medical Press

Di dalam website tersebut juga terdapat artikel yang perlu kita cermati, berjudul Criteria for Determining Predatory Open-Access Publishers.

Selain itu di dalam laman ini berisi daftar jurnal palsu di bidang Computer Science.

You may also like...

32 Responses

  1. iip says:

    Setelah membaca “Jurnal yang tidak dinilai untuk kenaikan pangkat/jabatan dosen”, saya ingin mengetahui kriteria jurnal yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat dosen. Saya sudah beberapa kali publikasi di J. Chem. Chem. Eng. terbitan David Publishing Company. Penulis di jurnal ini berasal dari berbagai negara dan review-nya cukup teliti, jadi mengapa diragukan?. Sekali lagi saya ingin mengetahui apa kriteria jurnal yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat dosen, supay ke depan dalam publikasi tidak sia-sia.

    • Beberapa informasi dan pengalaman lapangan banyak jurnal dari David Publishing yang meragukan, bukan berarti tdk bisa dinilai. Disarankan agar mencari journal yang masuk dalam Scopus atau yang setara misalnya di ISI -Thomson Reuter sehingga proses penilaian akan lebih cepat.

      • rachmat kriyantono says:

        Saya ingin bertanya:
        1. Sejak kapan ketentuan ttg jurnal palsu di atas mulai berlaku? apakah berlaku surut?
        2. Saya pernah mempublikasikan artikel di IJBSS pada setahun lalu. Apakah sama sekali tdk bisa dinilai?
        3. apa standar/kriteria yg digunakan untuk menentukan bahwa IJBSS tu termasuk jurnal palsu? karena saat di cek di website mereka, mereka jurnal yg terbitnya berkala, terindex dg proQuest, dll seperti terlihat di http://www.ijbssnet.com/update/index.php/indexes.html

        Mohon penjelasannya.. terima kasih

        • Beberapa jurnal terakreditasi sudah ditemukan tidak layak sejak tahun 2012, misal Jurnal JAM ( lihat surat Direktur Diktendik no. 309 tanggal 7 Februari 2012). Beberapa Jurnal internasional yang tidak layak dan meragukan ditemukan secara bertahap kemudian. Mengenai Jurnal IJBSS berdasarkan temuan oleh beberapa anggota Tim Penilai yang sesuai bidangnya, tata cara penulisan karya ilmiah pada jurnal tersebut tidak mengikuti kaidah yang berlaku, meskipun bisa ditemukan di proquest( Hal yang sama ditemukan oleh Pembimbing S3 yang juga anggota Tim Penilai ketika mhs S3 nya akan mengajukan Jurnal IJBSS sebagai rujukan, tata cara penulisan artikel tidak menunjukkan sebagai jurnal internasional.

  2. rachwan09 says:

    Yth Pimpinan Dikti,
    Saya ragu jurnal Asian Social Science (ASS), diterbitkan oleh Canadian Center of Science and Education dikategorikan sebagai jurnal internasional palsu. Sesungguhnya ASS telah terindex/archived di database SCOPUS. Untuk lebih jelasnya kunjungilah laman dibawah ini.

    http://ccsenet.org/journal/index.php/ass/about/editorialPolicies#custom0

    Lebih lanjut, website SCOPUS telah memuat universitas dan nama penulis yang menerbitkan karyanya di ASS. Saya sendiri telah menerbitkan karya saya di ASS. Saya juga telah mengecek dengan mudah universitas dimana saya bekerja, nama saya, serta nama jurnal dimana saya publikasi (termasuk ASS) di website SCOPUS. Untuk lebih jelasnya kunjungilah laman dibawah ini.

    http://www.scopus.com/scopus/home.url

    Klik Author Preview, Tulis universitas dan nama penulis yang menerbitkan karyanya di ASS, klik search). Setelah itu akan muncul nama penulis, nama universitas, dan nama jurnal.
    Kami menyarankan agar Dikti tidak menggunakan satu sumber saja (Beall’s List) dalam mendefinisikan suatu jurnal internasional adalah jurnal internasional palsu.

    Hormat Saya,
    Rasionadi

  3. muntohar says:

    Salah jurnal oleh Publisher Academic Journal oleh DIKTI dikategorikan ke dalam Questionable Journal. Academic Journal mengeluarkan International Journal of Physical Sciences. Naskah yang masuk ke jurnal IJPS selalu direview oleh minimal 2 reviewer dan hasil dikirim ke author dan diminta merevisi sesuai hasil review. Ada baiknya pihak DIKTI tidak melakukan generalisasi masalah publikasi ini, sebaiknya diteliti satu per satu. Saran: untuk journal dengan status Qoestionable ini, dalam pengusulan PAK sebaiknya dilampirkan hasil review dari reviewer journal yang dikirimkan ke email penulis. Tentunya ini lebih bijak daripada mengeneralisasi semua jurnal Academic Journal adalah masalah. Terima kasih dan mohon tanggapannya.

    • Kalau ada jurnal sudah dikelompokkan dalam jurnal yang meragukan ( questionable journal) maka sebaiknya di hindari saja.

      • muntohar says:

        Terima kasih atas tanggapannya. Jika TIM PAK DIKTI konsisten memvalidasinya dengan SCIMago Journal Rank (SJR), maka IJPS menurut Journal Analyzer dari Scopus memiliki nilai SJR = 0.247 dan SNIP = 1.118. Setiap naskah direview, dan hasil review dikembalikan ke author. IJPS merupakan salah satu jurnal yang menurut Jeffrey Bealls sebagai predatory journal. Tetapi faktanya memiliki nilai SJR. Sumber rujukan Jeffrey Bealls masih perlu divalidasi. Saran sebaiknya para anggota TIM PAK DIKTI mencoba untuk menulis naskah dan mengirimkannya ke journal-journal yang dianggap meragukan, sehingga bisa menarik kesimpulan. Silahkan untuk komparasi bagaimana Australia mengelola publikasi dalam suatu sistem Excellence Research Australia (ERA) atau Malaysia dengn sistem MyRA yang mengkategorikan kelompok jurnal yang diakui untuk promosi ke jenjang akademik. Mohon tanggapannya. Terima kasih

        • Saya sependapat dgn bp Muntohar, bahwa sumber acuan laman/situs Jeffrey Bealls masih perlu divalidasi dan jangan langsung menerima pendapat pribadi tersebut.

          Sy sudah memposting tentang ini disini brbrp hari lalu tapi koq hilang, mudah2 an tak dihapus…. tapi karena masalah sistem. Posting sy itu terkait dengan perlunya DIKTI selaku institusi format penilaian Angka Kredit untuk hati hati dalam memakai acuan, dan saya mengutip tulisan di kompas Rabu 24 April 2013 tentang Heboh Jurnal Predator tulis oleh Sudarsono Hardjosoekarto…paragraph terakhir tulisan itu berbunyi sbb:

          “Karena itu, patut disayangkan bila kemudian laman pribadi Jeffrey Beall yang kualitas ilmiahnya dipertanyakan itu digunakan otoritas resmi Ditjen dikti untuk menentukan kriteria baik tidaknya suatu jurnal dan publikasi. Beall sendiri menyatakan disclaimer dalam lamannya itu, OPINInya itu hanyalah pendapat pribadi, tidak mencerminkan pustakawan Universitas Colorado. Akan lebih bijak jika Ditjen Dikti sebagai otoritas tertinggi dalam penetapan kriteria jurnal dan publikasi yang berkualitas menggunakan prinsip, tata kerja, dan prosedur sendiri yagn transparan dan dapat dipertanggungjawabkan….”

          Dan yang tahu kualitas karya ilmiah bukankah tim peer reviewernya yagn selama ini telah berkerja. Merekalah yang tahu kualitas isi karya ilmiah yang seharusnya tidak dilihat dimana media publikasi itu dilakukan. Bisa jadi karya ilmiah yagn tak diterbitkan atau diterbitkan di jurnal tak terakreditasipun…. bisa mempunyai kualitas yang tak kalah dengan karya ilmiah yagn dipublikasikan di jurnal berkualitas internasional (katanya)….

          Mudah2 an, posting ini tal hilang lagi….. wasalam….

          • Terima kasih atas tanggapannya. Laman Jeffrey Bealls, scimagojr, microsoft academic research hanya merupakan masukan tambahan, tetap saja karya yang diusulkan akan diperisa oleh tim PAK sesuai dengan bidangnya, dan keputusan penilaian ada di beliau.

  4. Nurhadi says:

    Yth Administrator, sebenarnya siapa yang memiliki kewenangan menilai kelayakan jurnal nasional di Indonesia ? Apakah Direktorat Jenderal Dikti ataukah Direktorat Diktendik ? Peneliti tentu sudah mempertimbangkan jurnal yang dianggap layak karena secara resmi terakreditasi berdasarkan SK Dirjen Dikti. Misalnya JAM terakreditasi berdasarkan SK Dirjen Dikti Agustus 2011. Ternyata tahun 2012 Direktur Diktendik menyatakan Jurnal tersebut palsu. Bagaimana kepastian status akreditasi Jurnal di Indonesia ? Bagi yang telanjur menerbitkan di jurnal JAM pada tahun 2011 dan belum sempat diajukan untuk kenaikan jabatan fungsional, apakah harus mengirim kembali artikel di jurnal terakreditasi lainnya ? Terima kasih.

    • Dalam proses penilaian, walaupun jurnal tersebut dikatakan terakreditasi oleh Dikti, penilai akan tetap meneliti kualitasnya (terkait dengan yang diusulkan). Dalam proses tersebut telah ditemukan alasan2 yang menyebabkan JAM (salah satunya) dikategorikan menjadi jurnal palsu (silakan cek artikel).

  5. rasio09 says:

    Yth Pimpinan Dikti

    Kami sangat berharap, pimpinan Dikti menanggapi email yang telah kami kirim tanggal 11 Maret 2013 tentang kebenaran jurnal Asian Social Science (Canada) sebagai jurnal internasional palsu. Apakah kriteria telah terindeks/abstracted di SCOPUS yang dimiliki oleh jurnal ini tidak dapat diperhitungkan? Sekali lagi kami berharap pimpinan Dikti menanggapinya.

    Hormat Kami
    Rasionaldi/Rachwan09

    • Jika ASS terindeks di scopus, mengapa di laman scimagojr.com (database dari scopus) tidak ditemukan?

      • jnoor says:

        ASS ada di dalam Scopus Bapak Admin yth.
        Sila Bapak klik tautan ini http://www.scopus.com/results/

        Scimagojr itu adalah laman perangking jurnal.Kalau Scimagojr tidak memasukkan ASS di dalam hasil pencariannya, mohon pihak Dikti menanyakannya langsung ke sana.
        Apakah Dikti lebih percaya kepada sumber sekunder daripada sumber primernya?

        Mohon tanggapannya.
        Terima kasih.

        Salam dari Malang.

        • Terima kasih atas tanggapannya. Laman Jeffrey Bealls, scimagojr, microsoft academic research hanyalah merupakan masukan tambahan, tetap saja karya yang diusulkan akan diperisa oleh tim PAK sesuai dengan bidangnya, dan keputusan penilaian ada di beliau..

      • muntohar says:

        Mohon maaf saya pikir TIM PAK Dikti tidak lengkap menjawabnya. Hasil penelusuran dari Scopus, diperoleh bahwa AAS terindeks oleh Scopus. Melalui Journal Analyzer, AAS diterbitkan oleh Canadian Center of Science and Education, terbit mulai 2011. Sehingga wajar belum memiliki nilai SJR, karena SJR dihitung berdasarkan data publikasi 4 tahun terakhir. Sampai dengan 2012, AAS memiliki citation sebanyak 24, dengan jumlah naskah terpublikasi di tahun 2012 sebanyak 285 naskah, percent review = 1.4. Apakah data ini masih diragukan? Mohon ditanggapi.

  6. ety says:

    Mohon penjelasan dari DIKTI mengenai aturan tentang jurnal predatory yang mengacu kepada laman pribadi (Beall’s List of Predatory Journal). Sebagaimana diketahui bahwa laman tersebut adalah laman pribadi seseorang yang bernama Jeffrey Beall yang secara jelas juga dinyatakan bahwa daftar jurnal predatory dalam laman Beall tersebut merupakan OPINI PRIBADI dari Jeffrey Beall. Untuk itu maka mohon agar DIKTI berhati-hati dalam menetapkan standar aturan jurnal predatory tidak mengacu pada laman pribadi, sebab setelah dipelajari beberapa jurnal ternyata, antara lain SAP Publisher, sangat mudah diperiksa keabsahannya dan dihubungi dewan editorialnya. Demikian. Terima kasih.

  7. yudysi says:

    Mohon maaf, saya ingin bertanya, bila artikel sudah terbit di Jurnal dan terindex Scopus/Thomson-ISI namun masuk dalam daftar publisher Questionable Journal/Publisher di http://scholarlyoa.com/publishers/, apakah artikel tersebut TIDAK DIAKUI dalam penilaian angka kreditnya atau gradenya diturunkan menjadi jurnal tidak terakreditasi?

    Mohon petunjuk dan terima kasih banyak atas jawaban yang diberikan demi peningkatan kualitas artikel-artikel jurnal oleh para dosen di Indonesia.

    • Maaf, mohon kami diberitahu contoh jurnal yang Anda sebutkan.

      • math_anomali says:

        Jurnal dari publisher david publishing, hindawi, dan beberapa publisher lain yang dikategorikan meragukan juga banyak yang terindeks scopus dan dapat dicari melalui scimagojr. mohon penjelasannya. Terimakasih

        • Terima kasih atas tanggapannya. Laman Jeffrey Bealls, scimagojr, microsoft academic research hanyalah merupakan masukan tambahan, tetap saja karya yang diusulkan akan diperisa oleh tim PAK sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan keputusan penilaian ada di beliau.

  8. Yudy says:

    Mohon maaf, mohon petunjuk mengenai beberapa contoh jurnal yang saya maksud terindex Scopus dan dapat dilacak di scimagojr namun penerbitnya masuk dalam http://scholarlyoa.com/publishers/ adalah:
    1. International Review of Electrical Engineering (terindex Scopus dan Thomson-ISI) penerbit: Prise Worthy Praize
    2. International Review of Mechanical Engineering (terindex Scopus, EBSCO, CAS) ; penerbit: Praise Worthy Praize…Bealls memukul rata jurnal terbitan Praise Worthy Praize ini termasuk jurnal online, padalah jurnal mereka tidak online, ada proses review namun abstrak, penulis, judul dapat dilacak dengan Google.
    3. Journal of Applied Science Research (Scopus, Penerbit: AENSI)
    4. Advance in Natural and Applied Science (Scopus, Penerbit: AENSI)
    5. Applied Mathematical Science (Scopus, Thomson-ISI, Penerbit: HIKARI, Ltd)

    Mohon petunjuk pula, bila artikel yang dinilai dikategorikan jurnal Questionable apakah nilainya berkurang setara jurnal tidak terakreditasi atau NOL?
    Kami berharap DIKTI juga menghargai hasil karya para penulis artikel tersebut dengan menilainya sesuai per naskah dan tidak memberikan nilai NOL, meskipun nilainya nanti berkurang saat dikategorikan Questionable Journal.

    Sebagai contoh lain, Jurnal-jurnal terbitan Hindawi Publishing memerlukan article processing fee sekitar 600- 1000 USD/artikel untuk Jurnal terindex scopus. Namun anehnya Bealls tidak memasukkan ke dalam Questionable Publisher atau Journal padahal salah satu kriteria Predatory Journal adalah yang memungut biaya dari penulis terlalu tinggi. Semoga DIKTI juga mempertimbangkan informasi lain selain Beall’s, seperti ORCHID Scopus, atau yang lainnya yang bisa dipercaya.

    Mohon maaf dan Terima kasih banyak atas jawaban dan penjelasan yang diberikan kepada kami.

    • Terima kasih atas tanggapannya. Laman Jeffrey Bealls, scimagojr, microsoft academic research hanyalah merupakan masukan tambahan, tetap saja karya yang diusulkan akan diperisa oleh tim PAK sesuai dengan bidangnya, dan keputusan penilaian ada di beliau.

  9. arieframadhan says:

    Yth DIKTI, maaf kok saya ragu ya sama tulisan si Beall yang ada di link tersebut. Karena dia mengkategorikan sebuah jurnal menjadi “predatory” hanya karena journal tersebut menarik biaya processing fee.

    Si Beall ini juga bilang di websitenya dia, bahwa daftar yang dia buat itu hanya OPINI PRIBADI.

    Saya sudah cek, beberapa jurnal yang ada di list-nya dia, justru masuk ke indexing SCOPUS.

    Lalu, kita percaya SCOPUS? atau percaya dia?

    Padahal, sebuah jurnal untuk masuk SCOPUS itu susah sekali.

    Bagi saya…Open access journal menarik Processing fee, adalah karena Open access journal tidak menarik bayaran ketika kita ingin download artikel yang ada di jurnal itu, alias gratis. Jadi lumrah saja.

    Adalah aneh, klo hanya karena menarik processing fee, lalu langsung “di-cap” jadi predatory.

    Lalu, iseng-iseng saya telusuri juga isi tulisan dia, dan ternyata kok isinya tidak sinkron dengan kenyataan. Misalnya…lihat tulisan si Beall ini di : http://www.academia.edu/2696157/_Predatory_Open-Access_Scholarly_Publishers. Dan lihat halaman 15. Dia bilang untuk penerbit “Science Publication” tidak ada phone, fax, atau alamat yang jelas. Tapi, ketika kita lihat websitenya langsung di http://www.scipub.org, ternyata informasinya sangat jelas kok. Coba aja ditelpon.

    Klo hanya berdasarkan tidak adanya info alamat, maka jurnal-jurnal yang ada di Elsevier juga termasuk “Predatory” dong. Karena jurnal-jurnal di sana juga banyak yang nggak ada info no Phone dan fax nya. Bahkan email kontak Editor in chief nya aja nggak ada.

    Dan satu lagi, ternyata IEEE yang katanya bonafide dan dipuja banyak orang, juga menarik biaya processing sampai US$1,750 per article. Lihat keterangannya di link berikut: http://www.ieee.org/publications_standards/publications/ieee_access.html .Nah apakah IEEE ini juga menjadi “predatory” ?

    Jadi….kita percaya SCOPUS? atau percaya opini dia?

    • Terima kasih atas tanggapannya. Laman Jeffrey Bealls, scimagojr, microsoft academic research hanyalah merupakan masukan tambahan, tetap saja karya yang diusulkan akan diperisa oleh tim PAK sesuai dengan bidangnya, dan keputusan penilaian ada di beliau…

  10. jeanneadiwip says:

    Yth. Pengambil Keputusan di DIKTI,
    Daftar Pak Jeffrey Beall meragukan, silakan baca Kompas 24 April, rubrik opini: Heboh

    Jurnal Predator Oleh Sudarsono Hardjosoekarto.

    Saya setuju dengan Pak Sudarsono, bahwa Pak Beall bermaksud mematikan semua penerbit baru

    yang tumbuh bak jamur di musim hujan, dan dengan demikian menguntungkan penerbit besar yang

    sudah mapan, yang mungkin merasa tersaingi. Hal ini dapat dilihat dari komentar saya di

    laman Pak Beall.

    Saya memasukkan komentar pada laman Pak Beall, dan jawabannya menunjukkan bahwa memang

    daftar dibuat asal2-an, silakan baca laman Pak Beall, mengenai beberapa komentar saya

    (Jeanne Adiwinata Pawitan), dan komentar a.n. Galuh Sarasvati, karena saya telah diblokir,

    sehingga tidak dapat memposting sanggahan baru. Menurut saya, ini adalah salah satu bukti,

    bahwa Pak Beall tidak ingin, kalau pendapatnya disanggah orang dan merasa paling benar

    sendiri.

    Silakan baca juga komentar Galuh Saraswati mengenai salah satu jurnal Elsevier yang

    meragukan, tetapi Elsevier tidak masuk dalam daftar Pak Beall.

    Jadi, menurut saya, mendaftar hitamkan semua jurnal dari sebuah penerbit bukanlah hal yang

    bijak. Dalam satu penerbit, mungkin saja ada jurnal abal-abal, tetapi ada pula jurnal yang

    kredibel. Contohnya adalah Elsevier, yang seharusnya juga masuk dalam daftar Pak Beall,

    tapi ternyata tidak tercantum di sana.

    Terima kasih atas kesempatan “posting”.

    Salam hormat,

    Prof. dr. Jeanne Adiwinata Pawitan, PhD
    Departemen Histologi FKUI

    • Terimakasih atas pendapat yang disampaikan oleh Prof Jeanne Adiwinata P. Seperti yang telah kami ungkapkan dalam edisi terakhir dilaman pak.dikti.go.id, kami memberikan saran untuk lebih berhati hati bila menemukan beberapa jurnal yang diragukan apalagi akan melakukan publikasi karya ilmiah melalui jurnal tersebut. Sebelum ada tulisan di Kompas , dan sebelum adanya issue Blog Jeffrey Beall( JB) , tim PAK diakhir tahun 2011 telah menemukan beberapa jurnal internasional yang berisi karya ilmiah tidak berkualitas atau meragukan . Misalnya penyajian tulisan dalam satu nomor penerbitan disusun tidak menurut kaidah yang standar , ada karya ilmiah yang ditampilkan dalam format satu kolom dan ada yang dalam dua kolom di satu nomor penerbitan, ada juga dalam satu nomor 1 penulis mempunyai 3 sampi dengan 6 karya ilmiah dan jelas ini meragukan. Selain itu ada temuan nama Board of Editor yang kebetulan nama salah satu kolega yang sedang S3 di negara tetangga dan jelas ini merupakan suatu hal yang mustahil. Kemudian berlanjut ditemukan dengan ditemukannya beberapa karya ilmiah di suatu jurnal internasional yang kelihatannya direkayasa berdasarkan template karya ilmiah. Kebetulan semua jurnal yang bermasalah itu termasuk yang dalam laman JB (yang mulai diketahui sekitar pertengahan tahun 2012). Tim PAK tidak mengikuti apa semua informasi di laman JB , tetapi dapat kita baca di Laman JB ada informasi karya ilmiah palsu yang ditulis dalam jurnal internasional oleh Nono Lee, Pejabat palsu dan yang satunya oleh Nono Lee, Inul Daratista dan Agnes Monica dari Institut Dangdut Indonesia, yang sebelumnya juga menjadi berita heboh di masyarakat akademik Indonesia. Mungkin juga tidak bisa kita salahkan sepenuhnya kepada pengelola terkait, tetapi kecerobohan yang terjadi , tidak ada cek dan re-cek membuat kita harus lebih berhati hati dalam memilih jurnal untuk mempublikasikan karya ilmiah. Tim PAK akan menilai secara fair. Pengalaman yang lain meskipun karya ilmiah dipublikasikan di jurnal terindeks scopus dan tidak termasuk sebagai jurnal meragukan dalam laman JB ternyata karya ilmiah disusun asal-asalan maka Tim PAK juga akan menolak karya ilmiah tersebut. Informasi yang ada di laman JB merupakan masukan tambahan bagi Tim PAK. Jurnal internasional di laman ISI Thomson, Scopus dan Microsoft academic search juga menjadi salah satu kriteria dalam proses penilaian jurnal internasional.

  11. Dear Dikti and Sejawat Dosen

    pada harian Kompas, Rabu 24 April 2013, halaman 7, opini. Ada tulisan berjudul Heboh Jurnal Predator, oleh Sudarsono Hardjosoekarto. MEnarik untuk melihat sarannya bahwa untuk menilai paper dalam suatu jurnal, atau menilai jurnal atau menilai publisher suatu jurnal HARUS kredibel. Ada indikasi yang ditulis Beall di situsnya kurang kredibel.

    Beberapa kalimat terakhir tulisan ini menyatakan bahwa Bahkan Beal sendiri menyatakan bahwa apa yagn ditulis merupakan opini pribadi. Akan lebih bijak jika Ditjen DIKTI sebagai otoritas tertinggi dalam penetapan kriteria jurnal dan publikasi yang berkualitas menggunakan prinsip, tata kerja, dan prosedur sendiri yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

    • Terima kasih atas tanggapannya. Laman Jeffrey Beall, scimagojr, microsoft academic research hanyalah merupakan masukan tambahan, tetap saja karya yang diusulkan akan diperisa oleh tim PAK sesuai dengan bidangnya, dan keputusan penilaian ada di beliau.

Leave a Reply